Resume Film Kingdom Of Heaven


Resume Film Kingdom Of Heaven


Godfrey De Ibelin seorang pemimpin pasukan perang salib datang bersama beberapa prajurit andalannya ke wilayah Perancis, mereka berhenti di suatu desa lalu Godfrey menugaskan salah satu anak buahnya mencari pandai besi untuk memperbaiki sepatu besi kuda mereka. Balian (Orlando Bloom) yang merupakan pandai besi andalan di desa tersebut menyanggupi permintaan tersebut, Balian sendiri masih diliputi rasa duka karena istrinya bunuh diri. 
Godfrey punya tujuan lain mendatangi desa tersebut karena di desa itu dia pernah memiliki hubungan spesial dengan seorang wanita dan memiliki anak, Godfrey sudah mengetahui bahwa Balian adalah anak yang dicarinya sehingga saat bertemu Balian ia langsung menyampaikan fakta tersebut. 
Godfrey kemudian mengajak Balian untuk ikut dengannya ke Yerusalem, namun Balian menolak ajakan tersebut karena ia belum bisa menerima kehadiran sosok ayahnya. Meskipun kecewa namun Godfrey menerima keputusan Balian, sebelum pergi Godfrey berpesan pada Balian untuk segera mencarinya jika terjadi sesuatu.
Suatu ketika Balian terlibat konflik dengan seorang pendeta yang juga masih saudaranya, konflik yang memanas mengakibatkan tewasnya si pendeta di tangan Balian sehingga Balian kemudian memilih untuk pergi dari desa itu lalu mencari ayahnya.
Sayangnya kebersamaan Balian dengan Godfrey harus terusik, mereka diserang oleh sekelompok orang yang mencari Balian, meskipun Godfrey dan Balian mampu mengalahkan penyerang mereka namun beberapa prajurit andalan Godfrey tewas dalam serangan tersebut bahkan Godfrey pun menderita luka yang cukup parah. Godfrey yang semakin lemah karena lukanya tersebut lalu mengangkat Balian sebagai penggantinya menjadi penguasa di wilayah Ibelin lalu meminta Balian agar ke Yerusalem untuk menemui Raja Baldwin IV.
Setelah melalui perjalanan berat dengan berbagai rintangan berat, Balian yang dibantu oleh Tiberias (Jeremy Irons) berhasil menemui Raja Baldwin IV (Edward Norton) yang menderita penyakit kusta sehingga harus memakai topeng untuk menutupi luka luka diwajahnya. 
Raja Baldwin IV meresmikan gelar sebagai Baron De Ibelin kepada Balian sekaligus memberi perintah pada Balian untuk menjaga jalur ziarah di daerah Ibelin, kehadiran Balian juga menarik perhatian Sibylla (Eva Green) adik dari Raja Baldwin IV sekaligus menyulut rasa iri hati dari Guy De Lusignan (Marton Csokas) suami Sibyylla.
Sibylla yang jatuh cinta pada Balian segera menyusul Balian ke Ibelin, Balian yang juga memiliki kekaguman pada Sibylla menyambut kedatangan Sibylla. Sementara itu Guy De Lusignan yang antipati terhadap kaum muslim melakukan penyerbuan ke beberapa iring-iringan pedagang muslim serta ke perkemahan warga muslim, hal ini melanggar perjanjian damai yang telah disepakati oleh Raja Baldwin IV dan Salahuddin Al-Ayyubi/Saladin (Ghassan Massoud) apalagi salah satu adik Saladin terbunuh pada penyerbuan itu.
Raja Baldwin IV yang semakin lemah karena penyakitnya kemudian menyerahkan tahtanya ke putra Sybilla yang masih kecil, namun setelah Raja Baldwin IV meninggal dan putera Sybilla juga ternyata mengidap penyakit kusta akhirnya tahta itu diberikan ke Guy De Lusignan. 
Suasana Yerusalem semakin memanas setelah secara terbuka Guy De Lusignan menyatakan perang terhadap Saladin dan pasukannya, melihat situasi Yerusalem yang mulai mencekam serta tindakan penguasa baru yang sembrono Balian memutuskan untuk kembali ke Yerusalem untuk mencegah kerusakan yang parah akibat keputusan penguasa yang gila perang.
Kisah perang salib sudah banyak diangkat ke layar perak, namun yang secara tekhnik kolosalnya berhasil sangat sedikit dan film ini salah satu yang mampu menggambarkan adegan pertempuran klasik saat perang salib dengan baik. Meskipun ada beberapa fakta sejarah yang dibelokkan di film ini, tetapi tidak membuat hasil garapan sutradara kawakan Ridley Scott ini kehilangan arah cerita.

Orlando Bloom dan Eva Green mampu menciptakan chemistry yang saling melengkapi sehingga cerita asmara antara putri/ratu yang frustasi dengan ksatria yang teguh pendirian tidak terlihat sekedar tempelan. Liam Neeson yang meskipun tampil hanya di beberapa scene mampu menguatkan plot cerita dengan performa aktingnya, begitu pula dengan Jeremy Irons masih menunjukkan kualitasnya sebagai aktor pemenang Oscar.
Sayangnya saya pribadi melihat penggambaran Saladin serta tentaranya seakan-akan menjadi tokoh antagonis yang kejam, dan tentara salib yang meskipun kalah tetap tampil sebagai pahlawan. Namun apapun kekurangannya film ini bisa memberikan gambaran situasi kota suci Yerusalem pada saat perang salib serta konflik dan intrik yang memicu perang tersebut.
Sinopsis Film Kingdom Of Heaven
Kingdom of Heaven bercerita tentang seorang insinyur dan tentara zeni yang hidup sebagai seorang pandai besi di sebuah desa di Prancis. Pria ini dihantui oleh tindakan dosa bunuh diri istrinya akibat keguguran. Sekelompok kecil pasukan Perang Salib datang ke rumahnya, meminta dibuatkan sepatu untuk kuda-kuda mereka, juga makanan dan tempat berteduh, Balian (Bloom) pun memenuhi permintaan mereka. Kemudian Balian mengetahui kalau pemimpin Pasukan Salib ini, Godfrey of Ibelin (Neeson), adalah ayahnya sendiri. Ternyata Godfrey datang memang ada maksud tertentu, yaitu untuk mengklaim kembali anaknya yang telah ia tinggalkan, Balian dan mengajaknya pulang ke tanah suci Jerusalem.

Awalnya Balian menolak ajakan Godfrey, karena ia merasa tidak membutuhkan pengakuan dari Geodfrey, toh selama ini ia bisa hidup tanpa ayahandanya itu. Geodfrey tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Balian, ia paham benar kenapa Balian seperti itu. Kemudian pasukan itu pun bergegas bersiap untuk bali ke Jerusalem. Sebelum rombongan itu pergi, salah seorang prajurit kepercayaan Geodfrey berpesan jika Balian berubah pikiran, ia masih bisa menyusul. Prajurit itu memberitahukan jalan mana yang mereka telusuri.
Saat itu, tampaknya ada seorang pendeta desa mencuri dengar pembicaraan. Pendeta itu berusaha meyakinkan Balian bahwa dalam situasi yang Balian alami saat ini, akan lebih baik jika Balian pergi bersama Geodfrey. Pendeta itu meyakinkan Balian bahwa Jerusalem merupakan tempat untuk mencari pencerahan dan ampunan. Seperti reaksinya terhadap Geodfrey, Balian juga tidak menggubris perkataan sang pendeta. Namum ketika si pendeta itu mulai berkata hal menyakitkan mengenai istri tercintanya, pemuda pandai besi ini jadi marah dan akhirnya membunuh pendeta itu. Keadaan berubah makin parah bagi Balian, membunuh seorang pendeta merupakan kesalahan fatal, pendeta itu mungkin ada benarnya juga, tidak ada lagi tempat untuk Balian di desa itu, akhirnya Balian pun memutuskan untuk menyusul ayahnya pergi ke Jerusalem dengan harapan bisa menebus dosa dan pengampunan Tuhan untuk istri dan dirinya sendiri.

Setelah mereka meninggalkan desa itu, para prajurit penjaga lokal datang menemui pasukan Salib dengan maksud hendak menangkap Balian (tapi bisa jadi juga diimplikasikan ada seorang tuan tanah lokal yang hendak mengklaim tanah milik Godfrey). Pasukan Salib Geodfrey menolak menyerahkan Balian dan kemudian terjadilah bentrokan berdarah yang kemudian dimenangkan pasukan Godfrey. Akan tetapi, banyak di antara mereka yang terbunuh dan Godfrey sendiri terluka parah akibat terkena panah.

Di Jerusalem, Godfrey, saat hampir menjelang ajal, menobatkan Balian sebagai seorang ksatria dan memerintahkan agar Balian mengabdi pada Raja Jerusalem dan melindungi rakyat. Lalu Balian pun jadi kenal baik dengan para tokoh politik penting Jerusalem, yaitu sang Raja Baldwin IV (Norton), yang sakit lepra tetapi seorang yang bijak, pemimpin yang baik hati; Putri Sybilla (Green), adik perempuan Raja Baldwin IV dan yang juga telah menarik hati Balian; Guy de Lusignan, suami Sybilla yang licik, haus darah, dan tidak punya toleransi.

Kemudian, Guy dan Raynald de Chatillon (Gleeson) dengan sadis membantai iring-iringan karavan Muslim yang sedang melintas di suatu area di gurun. Dengan perasaan murka, Saladin berangkat ke Kerak, kastil milik Guy, bersama pasukannya untuk menuntut balas. Balian bersama para prajuritnya segera berangkat dari Ibelin untuk memberi bantuan kepada pihak Kerak melawan serangan Saladin (Massoud) itu. Walau kalah jumlah, Balian dan para prajuritnya tetap gagah berani berusaha menahan serangan pasukan Saladin untuk mengulur waktu agar para penduduk desa di sekitar Kerak bisa lari mengungsi ke kastil. Pertempuran itu berakhir cepat, Balian dan pasukannya ditawan, namun tak lama dilepaskan kembali oleh seorang jenderal Muslim sebagai balasan kemuliaan hati Balian yang dia pelajari jauh sebelum pertempuran itu. Akhirnya, Raja Baldwin IV tiba bersama pasukannya dan berhasil membujuk Saladin untuk menangguhkan penyerangan, mencegah pertumpahan darah yang sia-sia dan berjanji akan menghukum Raynald.

Raja Baldwin akhirnya meninggal dan pemerintahannya diturunkan ke Sibylla, dimana Sibylla lalu menunjuk suaminya, Guy, sebagai Raja baru Jerusalem. Guy, dengan bantuan Raynald, menyulut peperangan dengan Saladin dengan membunuh adik perempuan Saladin, juga beberapa warga Muslim dan utusan Saladin. Bersama pasukan Ksatria Templar, Guy keluar dari kota Jerusalem ke gurun pasir untuk menyerang Saladin, tanpa memikirkan pentingnya faktor persediaan makan dan minuman. Akibatnya, pasukan Muslim dengan mudah bisa mengalahkan pasukan Salib Templar yang telah lemah dan kelelahan itu, dimana pertempuran itu dikenal sebagai Pertempuran Hittin (walau pertempuran itu tidak disebutkan atau diperlihatkan dalam film; yang bisa kita lihat adalah hasilnya). Raja Guy dan Raynald ditangkap dan kemudian dihukum penggal oleh Saladin, yang kemudian bergerak bersama pasukannya ke Jerusalem, dimana cuma ada Balian sebagai pelindungnya. Peperangan berlalu 3 hari dengan cepatnya, Balian menunjukkan kehebatan taktiknya dengan menjatuhkan menara-menara penyerang Saladin. Suatu kali salah satu bagian dinding Jerusalem berhasil dirubuhkan, tetapi pasukan Balian dengan gigih bisa menahan kekuatan Saladin. Keesokan harinya, Saladin mengajak Balian berunding, dan akhirnya Balian pun setuju menyerahkan Jerusalem kepada Saladin setelah Saladin mengajukan syarat jaminan keselamatan para umat Kristen untuk mengungsi ke negeri umat Kristen.

Di bagian akhir film akan tampak, Balian telah berada di rumah lamanya di Prancis. Seperti kejadian sebelumnya, ada sekelompok pasukan Salib menuju ke rumah itu, kali ini pasukan itu dipimpin oleh Raja Inggris Richard I. Richard mengatakan pada Balian bahwa dia memimpin pasukannya dalam Perang Salib baru untuk merebut kembali Jerusalem dari Saladin. Raja Richard juga mengatakan dia sedang mencari Balian, yang orang-orang kenal sebagai pembela Jerusalem, untuk memintanya bergabung, tetapi Balian malah mengaku kalau dia hanyalah seorang pandai besi dan menolak ajakan tersebut. Kemudian kita akan melihat Sibylla, berpakaian jubah bulu mewah, dan pada gambar akhir kita bisa lihat Balian dan Sibylla berkuda bersama setelah berhenti sejenak di makam istri Balian.

Film berakhir dengan tulisan bahwa setelah bertahun-tahun berperang, Richard tetap tidak bisa merebut kembali Jerusalem, dan peperangan merebut Jerusalem terus berlanjut sampai tahun-tahun mendatang, dengan bunyi "[e]ven today, peace in the Kingdom of Heaven remains elusive."
Keakuratan Sejarah

Kingdom of Heaven adalah film yang sangat jauh melenceng dari sejarah sebenarnya. Sikap tokoh-tokoh yang ada digambarkan secara tidak akurat dan beberapa peristiwa berubah dari catatan sejarah. Namun hal tersebut dianggap lebih karena pilihan kreativitas dalam merangkai cerita dibanding kurangnya riset atas sejarah. Secara garis besar, Balian memang berperan dalam pertahanan Kota Yerusalem di akhir masa perang salib kedua.
Balian of Ibelin[sunting | sunting sumber]

Dalam catatan sejarah, Balian of Ibelin adalah keturunan bangsawan dari ayahnya, Barisan of Ibelin, bersama dua anak lainnya. Kemungkinan asal keluarganya adalah dari Italia. Hal ini berlawanan dengan cerita di film yang memposisikannya sebagai anak haram dari Godfrey yang kemudian hidup sederhana sebagai pandai besi dari Prancis. Godfrey diceritakan gugur di awal cerita, padahal dalam catatan sejarah Godfrey of Bouillon adalah raja pertama Jerusalem setelah direbut kembali oleh pasukan perang salib. Ia meninggal jauh sebelum setting waktu Kingdom of Heaven dimulai dan tidak punya hubungan darah dengan Balian of Ibelin.

Di bagian tengah cerita, terlihat Balian diserang oleh pasukan dengan baju Teutonic Knight tunik putih dengan salib hitam, sesuatu yang sebenarnya mustahil karena konsep Teutonic Knight sebagai pasukan militer baru muncul sejak tahun 1198. Keputusan Salahuddin untuk menyerang Yerusalem karena adiknya dibunuh juga diragukan karena hal tersebut sebenarnya diputuskan lebih karena lemahnya kekuasaan di Yerusalem akibat perpecahan antara Guy of Lusignan dengan Raymond III dari Tripoli. Tetapi memang ditemukan adanya bukti Guy of Lusignan turut memprovokasi perang ini dengan menyerang karavan muslim dan menggerakkan pasukannya secara gegabah hingga terjadi Perang Hatti dan ketidaksukaan Baldwin IV terhadap Guy akibat kepemimpinannya yang buruk dalam menghadapi ancaman serangan Salahuddin.

Balian digambarkan sebagai kesatria muda rendahan yang patah hati setelah anaknya meninggal dan istrinya bunuh diri. Pada kenyataannya, ia adalah kesatria terpandang dan memiliki istri yang masih hidup dengan posisi yang juga cukup tinggi. Ia berperan besar dalam naik turunnya penguasa Yerusalem dan politik semasa perang salib kedua dan ketiga.
Baldwin IV
Baldwin IV, raja Yerusalem yang menderita Lepra, sebenarnya tidak terlalu mencintai perdamaian seperti yang dicitrakan di dalam film ini. Ia menyerang Damaskus dan Lembah Beeqa di awal pemerintahannya. Ia juga berencana menyerang Mesir dan memerintahkan Raynald of Chatilon untuk memimpin pasukan. Peperangan ini terus berlanjut dan dimenangkan Baldwin IV hingga akhirnya mulai tahun 1179 ia mengalami banyak kekalahan. Pada 10 April ia didesak oleh pasukan Farrukh Shah, keponakan Salahudin di Banias. Pada 10 Juni ia terperangkap oleh pasukan Salahudin di Marj Uyun. Kebencian muslim terhadap Baldwin IV terlihat dari julukannya sebagai Al Khinzir atau Si Babi, binatang yang diharamkan dalam Islam, yang bisa dilihat dari catatan musafir Ibnu Jubair.
Tiberias
Sebenarnya tidak ada sosok Tiberias dalam sejarah perang salib pada masa itu. Tiberias adalah nama daerah di utara Yerusalem. Namun sosok ini bisa dikaitkan dengan Raymond III of Tripoli, yang beberapa kali berada di Tiberias.

Raymond awalnya justru beraliansi dengan Salahuddin untuk membantunya masuk ke Yerusalem, namun kemudian berbalik bersekutu dengan Guy. Jadi dia bukanlah pemimpin militer Yerusalem, dan bukan sosok yang sangat setia kepada Baldwin IV dan Baldwin V. Setelah naiknya Guy dan Sybilla sebagai penguasa Yerusalem, ia justru mendorong saudarinya, Isabella dan suaminya , Humphrey IV of Toron untuk merebut tahta. Namun Humphrey lebih memilih bersumpah setia kepada Guy dan Sybilla.
Raymond digambarkan menolak ikut dalam Perang Hattin. Padahal dalam sejarah justru ia menjadi salah satu pemimpinnya. Namun bedanya, ia tidak ikut tertangkap bersama Guy dan Raynald. Tiberias dalam film mengasingkan diri ke Siprus, sementara dalam sejarah Raymond setelah Perang Hattin bertolak ke Tirus.
Guy de Lusignan dan Raynald de Châtillon
Guy dan Raynald bukanlah bagian dari Hospitaler ataupun Knight Templar, berbeda dengan cerita di film yang memperlihatkan bahwa mereka diberi kostum Knight Templar, tunik putih dengan salib merah. Baik Guy dan Raynald hanya keturunan bangsawan biasa yang terlibat dalam perang di Yerusalem. Guy baru naik ke kekuasaan setelah menarik perhatian Baldwin IV, yang menjadikannya suami bagi adiknya, Cybilla dan menjadikannya bawahan langsung. Keduanya juga memiliki istri dan memiliki anak, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh anggota Knight Templar ataupun Hospitaler pada masa itu. Rusaknya hubungan antara Baldwin IV dan Guy of Lusignan justru karena Guy menolak menyerang pasukan Salahudin saat terjadi pengepungan di Kerak, saat adik tiri Baldwin IV, Isabella, sedang melangsungkan pernikahan.
Raynald dalam film ini digambarkan tidak waras dan sempat dimasukkan ke penjara atas konspirasi Baldwin IV dan Sibylla. Hal ini tidak didukung oleh sejarah asli.
Sibylla
Balian sebenarnya tidak memiliki hubungan cinta dengan Sibylla. Balian of Ibelin menikah dengan ibu tiri Sibylla, Maria Comnena, dan selanjutnya berperan besar dalam tahta Jerusalem. Sybilla awalnya lebih tertarik kepada Baldwin of Ibelin, namun kemudian dinikahkan dengan Guy of Lusignan.
Dalam sejarah, Sibylla mendapat kesempatan menjadi ratu dengan syarat ia harus menceraikan Guy. Meskipun awalnya disetujui, namun ia membuat keputusan mengagetkan dengan memilih kembali Guy sebagai suami sah setelah pengangkatan sebagai ratu. Selama bertahta, Sibylla tidak memiliki masalah dengan sikap Guy dan pernikahan mereka rukun.
Setelah kejatuhan Yerualem, Sibylla tidak pergi bersama Balian. Ia menyelamatkan diri bersama Guy ke Tirus. Ia meninggal karena sakit. Selain Baldwin V, ia masih memiliki dua orang putri lagi, Alice dan Maria, yang juga meninggal pada usia muda karena sakit.
Baldwin V
Baldwin V memang mengambil alih tahta dari Baldwin IV setelah pamannya meninggal akibat lepra. Ia meneruskan kekuasaan di bawah bayang-bayang orangtuanya karena dianggap belum cukup umur. Namun director's cut dari film ini menggambbarkan Baldwin V juga menderita lepra dan dibunuh oleh Sibylla. Padahal Baldwin V tidak menderita lepra. Ia meninggal setahun kemudian karena sakit di Acre.
Heraclius
Heraclius digambarkan sebagai pendeta pengecut dan pengkhianat. Ia menyarankan agar berpindah ke agama Islam, untuk kemudian tobat lagi, saat Salahuddin mengajak berunding. Padahal dalam sejarah justru ia aktif membantu Balian menyiapkan pasukan pertahanan Yerusalem saat diserang Salahuddin. Ia juga yang menasihati Balian untuk berunding ketimbang bertempur hingga mati. Heraclius dan Balian menawarkan diri sebagai ganti warga biasa yang terperangkap di Yerusalem agar tidak diperbudak Salahuddin, yang kemudian ditolak.
Salahuddin
Salahuddin digambarkan menyerang Yerusalem karena kematian adiknya. Padahal dalam catatan sejarah, karavan adiknya selamat dari gangguan Guy dan Raynald karena dijaga cukup ketat. Salahuddin menyerang Yerusalem karena perhitungan lemahnya kekuatan Yerusalem setelah ditinggal Baldwin IV.
Pertempuran Hattin
Adegan dalam Pertempuran Hattin cukup akurat, walaupun alfa memasukkan sosok Raymond dan Humphrey. Pasukan Guy dan Raynald memang kalah akibat terpancing berperang di tempat yang kesulitan akses terhadap air. Akibatnya pasukan salib dihancurkan dengan mudah oleh pasukan Salahuddin. Sebagai penghormatan, Salahuddin menawarkan air minum kepada Guy, yang kemudian ditolak olehnya. Raynald meminum air tersebut dan memancing kemarahan Salahuddin karena sebenarnya tidak menawarkan kepadanya. Salahuddin kemudian memenggal Raynald dan membiarkan Guy tetap hidup dengan kalimat persis seperti di film. "Seorang raja tidak membunuh raja yang lain." Namun Guy tidak langsung dibebaskan. Ia ditahan di Damaskus dan kemudian dibebaskan atas permohonan Sybilla kepada Salahuddin, yang menunjukkan bahwa Guy sebenarnya tidak punya masalah dalam hubungan dengan istrinya.

Pertempuran Hattin digambarkan menghasilkan kematian seluruh pasukan perang salib yang terlibat. Padahal yang terjadi adalah sebagian disandera untuk tebusan, 200 kesatria templar dan hospitaller dipenggal setelah tertangkap. Panglima perang sebagian besar dibebaskan dan diperlakukan dengan manusiawi. Grand Master dari kesatria templar juga dibebaskan dari pemenggalan.

Tiberias dan Balian digambarkan menolak ikut Perang Hattin, padahal yang terjadi dalam sejarah adalah Raymond dan Balian ikut dalam perang ini. Balian mengomandani pasukan di barisan belakang. Seperti Raymond, ia tidak ikut tertangkap dan lari ke Tirus. Ia kemudian minta izin kepada Salahuddin untuk masuk ke Yerusalem, untuk menjemput anak istrinya dan pergi ke Tripoli. Salahuddin mengabulkan dengan syarat ia tidak boleh melawan kedatangan pasukan Salahuddin, janji yang kemudian diingkarinya.
Kejatuhan Yerusalem
Jatuhnya Yerusalem memang benar terjadi setelah Perang Hattin, dan Balian membantu mempersiapkan pertahanan saat kota tersebut kosong, hanya ada Sibylla. Ia bekerjasama dengan Patriarch Eraclius mempersiapkan pertahanan dengan mengangkat 60 kesatria berpangkat burgesses, dari awalnya hanya ada dua. Salahuddin memaafkan pengingkaran janjinya dan bersedia berunding, karena Balian dianggap sebagai pemimpin tertinggi di Yerusalem pada masa tersebut.

Salahuddin digambarkan langsung memerangi Yerusalem. Padahal dalam sejarah ia terlebih dahulu menawarkan pengambil alihan kota dengan damai. Namun perlawanan Balian membuatnya terpaksa mengambil alih dengan paksa. Setelah jatuh banyak korban, Balian kemudian menawarkan perundingan dan meminta semua penduduk dibebaskan. Salahuddin menolak karena bagaimanapun ia telah ditarik ke dalam pertempuran. Ia hanya mau penyerahan tanpa syarat. Balian mengancam akan menghancurkan kota dan membantai semua muslim yang terjebak di kota. Salahuddin menawarkan penduduk bisa ditebus dengan harga 10 dinar untuk laki-laki, 5 dinar untuk wanita, dan 2 dinar untuk anak-anak. Balian menolak karena ada 20.000 orang yang tak akan sanggup membayar sebanyak itu. Salahuddin kemudian menawarkan 100.000 untuk 20.000 pasukan perang salib. Namun Balian hanya menyanggupi sebagian, yang kemudian disetujui sebesar 7.000 orang. Sehingga sisanya harus menjadi budak. Daerah di pinggiran Yerusalem digambarkan padang pasir tandus, padahal sebenarnya cukup subur.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra Terhadap Cerpen "Anak Mercusuar" Karya Mashdar Zinal

Makalah Tentang Iman Kristen dan Iptek

Makalah Budaya Suku Bangsa di Kalimantan dan Sulawesi